Sabtu, 09 November 2019

Aset Rp 565 M BPR Bank Sleman Diklaim Terbaik di Indonesia

Cara Mudah Membuka Toko Offline

, Jakarta - Mempunyai toko oflline adalah salah satunya langkah untuk tingkatkan keyakinan konsumen setia, terutamanya buat beberapa pelaku bisnis yang sampai kini jual barang dengan online. Karena itu, toko off line adalah salah satunya langkah untuk tingkatkan rasio usaha.

Meskipun buka toko off line condong sama dengan ongkos serta modal yang besar, nyatanya hal itu masih dapat diakali.

Donald Lantu, Direktur Center for Innovation, Entrepreneurship & Leadership School of Business and Management ITB menjelaskan ada empat taktik yang dapat diambil jadi langkah untuk mendatangkan produk dengan off line.

1. Share tempat

Langkah pertama yang dapat dikerjakan dengan share tempat bersama dengan aktor usaha lain. Ini bermanfaat untuk kurangi ongkos sewa di tempat premium.“Sekarang banyak pemilik merek yang bekerja bersama untuk patungan menyewa tempat di tempat yang strategis. Ini efisien untuk mendesak ongkos sewa,” katanya.

Donald menjelaskan masalah ini umumnya dikerjakan oleh beberapa pemilik merek yang mempunyai produk yang berlainan, tapi mengarah profile sasaran pasar yang sama.

2. Kerja sama juga dengan pilihan ownership

Taktik setelah itu dengan tawarkan pilihan pemilikan saham atau buat hasil dengan pemilik tempat usaha. Penawaran kerja sama itu bisa saja membuat pemilik merek tak perlu membayar sewa tempat, sebab diubah jadi pembagian saham pada usaha yang digerakkan.

“Coba bekerja bersama dengan pemilik tempat, serta menawarkan pembagian saham atau pemilikan pada usaha offline-nya,” paparnya.

3. Cari tempat yang mati suri

Untuk memperoleh tempat pada harga yang relatif lebih dapat dijangkau, aktor usaha dapat melirik beberapa tempat yang mati suri. Jadi contoh, hotel yang telah tidak terkenal serta mempunyai sedikit tamu.

Pemilik merek dapat bekerja bersama dengan pengelola hotel untuk menyewa salah satunya tempatnya jadi tempat usaha. Ini akan memberikan keuntungan kedua pihak, yaitu sewa tempat yang murah buat pemilik usaha, serta keramaian (crowd) buat pengelola hotel.

“Ada masalah pemilik usaha pada akhirnya cuma membayar seharga ongkos parkir satu tahun,” tuturnya.

4. Pilih tempat yang kurang strategis

Pilihan yang lain yang dapat diambil dengan cari tempat di tempat yang kurang strategis. Umumnya harga sewanya semakin lebih rendah dibanding dengan tempat yang ada di jalan penting.

“Media sosial sekarang benar-benar punya pengaruh, hingga promo yang santer dapat membuat tempat yang kurang strategis juga masih ramai,” tuturnya.

Bila pemilik usaha telah mempunyai produk dengan branding yang kuat, dan pasar yang telah tercipta, tempat usahan yang kurang strategis tidak jadi rintangan untuk datangkan pengunjung.

Tidak hanya empat taktik di atas, aktor usaha dapat mendalami beberapa cara lain. Ini akan melawan jiwa kewirusahaan aktor usaha untuk membuat pengembangan serta kesempatan dari kesempitan.

“Karena itu, gw belum pernah sepakat jika permasalahan ekspansi cuma terhalang sebab modal. Pengusaha yang kuat ciri-khasnya akan cari langkah tanpa ada membutuhkan banyak dana,” tuturnya.

Donald memberikan tambahan, tidak hanya dengan menyewa tempat serta buka toko, mendatangkan produk dengan oflline dapat juga dikerjakan dengan masuk ke ritel kekinian. Ini umumnya dikerjakan buat beberapa aktor usaha yang bergerak dalam usaha kuliner paket.

“Menguasai pasar off line itu bukan sekedar harus punyai tempat sendiri, tapi dapat manfaatkan jaringan distribusi ritel kekinian,” tuturnya.

Umumnya, ritel kekinian akan memberi waktu eksperimen seputar tiga bulan untuk memajang produk di toko mereka. Ini untuk lihat bagaimana tanggapan pasar pada produk UMKM yang ditawarkan.

Pada beberapa masalah, beberapa produk online yang telah mempunyai branding yang kuat dengan pasar yang luas, umumnya justru dicari pengelola ritel kekinian untuk dibawa bekerja bersama. Tetapi, Donald memperingatkan supaya pemilik merek waspada dalam terima penawaran kerja sama itu. Tiap bentuk kerja sama harus dikaji lebih dulu sebab tidak semua bagus buat perubahan pemasaran produk.

“Ada pemilik usaha yang malah alami kerugian besar pertama kalinya masuk ke jaringan ritel kekinian, sebab pengelola ritel tidak ingin mengambil efek dengan cara kerja sama konsinyasi,” tuturnya.

Menurut dia, skema konsinyasi dapat bikin rugi untuk beberapa produk yang mempunyai ketahanan rendah. Hingga, saat produk tidak dapat diserap pasar, karena itu produk akan dikembalikan serta pemilik merek tidak dapat mengatasi produk yang hampir kedaluwarsa.

Jika dapat dilobi supaya bentuk kerja samanya bukan konsinyasi, toh telah punyai trek record yang baik. harusnya telah punyai bargaining power untuk bernegosiasi dengan faksi ritel, tuturnya.

Karena itu, diinginkan pemilik produk dapat melobi pengelola ritel untuk bekerja bersama dengan skema beli-putus, contohnya dengan memberi prosentase atau fee yang semakin besar daripada umumnya. “Untuk awal-awal tidak apa kasih potongan yang semakin besar, hitung-hitung jadi test market,” tuturnya.

Aktor usaha harus juga menyiapkan gagasan yang lain untuk meyiasati bila lobi gagal, yaitu dengan tingkatkan ketahanan produk. Hingga, saat produk tidak laris serta dikembalikan, masih ada peluang untuk melemparnya pada pasar yang sampai kini telah menyerap produk dengan.

Untuk meminimalisasi efek, Donald menyarakan supaya pemilik produk memberi waktu yang cukup untuk promo sebelum betul-betul masuk ke jaringan ritel. Hingga merek dapat lebih kuat serta warga tahu info jika produk bisa diketemukan di toko ritel mana saja.

Usaha.com

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar